Jumat, 06 Mei 2011

mengenang lentera hati

Lama tak mengenangmu sang lentera hati, apa kabarmu hari ini?
Sosokmu tak mungkin pergi dalam benakku, sosokmu tetap di kalbu.
Walau tak mungkin lagi ku miliki, tak jenuh aku mengenangmu.
Lentera hati kaulah cahaya dalam kalbuku walau kini tlah redup.
***
Mungkin kau masih kecewa, atau bahkan sudah kau hapus semua kenangan indah kita. Tapi kini ku tepati janjiku padamu, itu alasanku kenapa masih sendiri. Apakah kau juga akan tepati janjimu padaku?
Lentera hati aku lama tak melihat senyumu, senyum yang sama selama dua setengah tahun ini. Dan kini tak ada senyum itu lagi untukku.
Dirimu terlalu angkuh saat ini seperti tak mau mengenalku lagi. Apakah ada salah yang tak bisa kau maafkan hingga kau tak mau tersenyum lagi padaku?
Lentera hati….. ingatkah masa-masa dimana kita selalu bersama… menyambut pagi dan menghantarkan senja. Saat hujan turun dan kau nampak kedinginan, aku masih disisimu. Saat kita berdua di depan kelas dimana kampus masih sepi dan kita belajar bersama. Saat kita janjian bertemu pukul sebelas di ruang baca dan teman-temanku mengusik kita. Saat kita selalu pulang kuliah bersama. Saat pertama kali kita bertemu kau menghantarkan ku pulang setelah buka puasa bersama. Saat kau selalu mengirim pesan kepadaku dan kau katakan alasanmu masih sendiri. Saat kau duduk dihadapanku dan kau mengatakan vegetarian adalah orang terbodoh sedunia, dan kau sudah merusak pola dietku saat itu. Saat aku tahu akulah orang pertama yang kau sms setiba kau di Yogya sedari kau pergi jauh. Saat kau marah waktu aku menayakan tentang nikah siri dan menanyakan apakah aku akan menikah siri? (apa maksudmu). Saat kau cemburu waktu ku menanyakan temanmu, dank au bilang kamu suka ya ama dia?( sebenarnya ingin ku jawab “tidak, aku hanya suka kamu”). Saat aku harus sendiri dan menantimu.
Dan masih banyak saat-saat manis antara kita yang tak dapat kutuliskan. Aku hanya ingin menyimpanya untukmu.

***
Lentera hati, aku tak mengerti dirimu saat ini. Apakah menjalin “hubungan” dengan lawan jenis menurutmu tabu? Entah prinsip hidupmu memang begini? Atau ada alasan yang lain yang tak ku mengerti? Mengapa kau berubah padaku?
Alasanku masih sendiri saat ini ku rasa kau tahu. Semoga kau menepati janji diakhir kisah ini.