Sabtu, 05 Maret 2011

Sampah Di April lalu

SALAH ………………
Hidup ini memang sangat mudah, sangat mudah menyalahkan orang , sangat mudah bilang aku yang palinng benar…………………
Hidup ini terlalu sulit, sulit memahami orang, sulit meminta maaf, sulit mengaku saya bersalah, sulit melihat mana realita mana fatamorgana…………
Hidup ini sangat gampang, sangat gampang untuk berkata tidak namun tak pedulikan perasaan yang lain, sangat gampang mencari musuh, sangat gampang mengucap benci, dan sangat gampang untuk menfitnah………..
Ternyata hidup ini juga susah, susah membedakan mana kawan mana lawan, susah melihat kejujuran, susah melihat kebaikan yang sebenarnya……….
Ya, hidup ini memang seperti ini, susah dan mudah ada pada diri kita sendiri……….…. Banyak alasan untuk membuat orang menangis, namun sedikit alasan untuk nenerima kenyataan. Menagis bukan kesalahan, namun juga bukan alasan pembenar untuk dibela, menangis adalah pilihan, ada waktu untuk menahan air mata untuk tidak meneteskannya, namun kadang kehilangn kendali sehingga air mata mau tak mau harus menetes…………………….…….
Ini bukan kisah cinta yang merah jambu atau abu-abu, tapi ini tentang aku, ku tak mengharapkan kalian membaca ini, aku hanya curhat pada kertas elektronik yang tak perlu komentar aku benar atau salah……….
SALAH………………….ya salah. Seperti momok yang melekat dalam hidupku akhir-akhir ini, hampir semua hal yang ku lakukan semaksimal mungkinpun tetap saja SALAH…………
Benar-benar sangat menyenangkan bercumbu dengan harumnya luka yang semerbak wanginya dalam sudut hatiku ini……
Jiwaku bagaikan bayangan , ada dan tiadanya aku tak ada artinya…..Pertanyaan, perhatian, bagaikan episode yang terancang indah dalam drama hidupku…………..
Akting-akting ini membuat aku muak menginjakkan kakiku disana……Haruskah aku slalu disini? Di sudut kota, dimana sedikit damai kurasa……
Ku tak pernah salahkan pertemuan kita, maupun perkenalan kita, walau banyak yang membenciku karna ketidak sempurnaanku atau pergi meninggalkanku karna ketidak sempurnaan ini…… aku tetap di sini, untuk kalian yang diturunkan di dunia untuk menjadi malaikat-malaikatku, yang masih menerima dan tidak meninggalkanku dalam ketidaksempurnaan ini, kalian yang slalu ada untukku, kalian bukan penyindir jahanam, namun penasehat yang mulia, kalian bukan pengambil semangat, namun penambah semangat dan energi positifku……………… terimakasih kalian yang masih mencintaiku walaupun aku begini bukan karena aku seperti itu…………. Penghormatan tertinggi untuk jiwa-jiwa mulia kalian setelah Tuhanku………… kalianlah alasan aku masih disini…………………
Apakah aku tampak pucat pagi ini????
Jangan tanyakan aku sakit atau tidak? Aku sudah biasa dengan hal ini akhir-akhir ini, aku tahu bagaimana aku harus bersikap, benar atau salah aku tak mengerti, karna ku melangkah dalam gelap ini……
Aku percaya masalah yang menggunung ini adalah karunia Tuhan untukku, agar derajat ku dapat naik ke level yang lebih tinggi. A……………mien………
Biarkan ku menikmati betapa nikmatnya menghadapi hidangan masalah ini, agar dapat kulahap dan ku cerna satu per satu…….. biarlah hanya aku yang tahu semua ini………..
Aku tak harap harus mengerti aku, aku juga tak harap untuk membantu menyelesaikan masalahku satu persatu, sebenarnya aku hanya minta waktu, untuk menentukan mana yang harus ku lahap terkebih dahulu, waktu untuk berfikir agar tiada yang tersakiti……….. namun ku dipaksa menelan pil pahit ini, lalu banyak yang terluka karna aku tak mampu memilih lagi……….. Ya banyak yang terluka karna ini, lalu bagaimana aku? Tahukah rasa pil pahit ini????? Ternyata sungguh nikmat…………. Anggap saja aku baik-baik saja……… toh aku masi hidup, tertawa, makan, minum dan melakukan kegiatan yang sama seperti yang baik-baik saja…………. Bagaimana dengan perasaan dan hatiku? Oooo…………………. Ternyata aku masih punya rasa dan hati, bagaimana? Tak ada yang kan tanyakan itu, itu bukan cerita menarik dalam kisah ini, atau hanya kan mendengar omong kosong lagi ? komentar …………?
Sebenarnya kisah ini tak layak untuk konsumsi umum, namun ku hanya ingin mengungkap dibalik ke GeJean aku, aku sungguh tak membenci siapapun, karna hidupku untuk mengasihi, aku orang yang bertanggung jawab(tahukah aku pergi? Bukan lari dari masalah, tapi ku menyelesaikan masalah lain? Bukan main atau bersenang-senang, aku berpikir, aku slalu melakukan hal dengan maksimal, salahkan aku dan katakalah padaku jika ku salah secara langsung padaku, karna saat ini itulah peranku, menjadi yang salah), aku tak marah karna kedamaian yang sedang ku cari…………
Aku diam bukan ku tak mau bicara, tapi ku merangkai kata agar tiada yang terluka, iya aku salah, jika ada kata selain kata maaf yang dapat ku ucap akan ku ucapkan. Baiklah aku kan berusaha menjadi seperti yang kalian mau, menuruti keinginan-keinginan kalian, aku akan berusaha agar kalian bahagia dan tak menangis lagi, namun maaf jika ku tak memenuhi standar kalian, karena kemampuanku seperti ini, ingat…… aku akan melakukan semaksimal mungkin……..
Berbahagialah kalian semua yang ku kenal………… sesungguhnya aku bukan orang yang pemarah ataupun sensitife, jika kalian benar-benar mengenalku……………



Ara Dilanda Lara (senja diakhir April, dalam keheningan sudut kota)

Kamis, 03 Maret 2011

TIADA JUDUL YANG PANTAS UNTUK SEBUAH PENYESALAN

Tuhan terimakasih telah kau bukakan mata hambamu ini,
Slama ini yang hamba anggap istana menjadi kandang Singa,
Sedangkan yang hamba anggap neraka ternyata memberikan berjuta makna hidup,

Sesal memang selalu datang pada akhir dan kecewa terjadi setelah apa yang kita harapkan tidak terjadi. Orang diluar tak pernah mau tau apa yang kita inginkan, yang tau keinginan kita ya kita sendiri sebenarnya. Aku baru sadar bahwa disekelilingku banyak sekali bau busuk yang mulai tercium. Di saat aku ingin berubah menjadi lebih baik malah justru lingkungan disekelilingku adalah busuk. Aku memang masih labil saat ini belum dewasa, bahkan untuk mengetahui benar dan salah pun aku tak bisa. Disekitarku jalang, setan dan iblis selalu menghantui setiap detikku. Kemunafikan semakin merajalela, orang bermuka dua pun jadi penguasa keadaan. Politik abu-abu maupun hitam semakin terlihat. Aku bingung kepada siapa aku harus mengadu, kepada siapa aku harus berkeluh kesah, semua siluman rubah.
Persetan dengan mulut-mulut anjing yang suka menggonggong, yang mengaku berkualitas tinggi dan memandang rendah yang lain, yang menganggap dirinya professional dan paling sempurna. Mereka tak pernah kenal ketulusan dan kesetiakawanan. Teman dan musuh tiada beda semua adalah saingan. Masa bodoh dengan orang yang gila jabatan, ingin diperhatikan dan dipuja-puja bak dewa. Mereka tak lebih seorang penjilat buta.
Lalu aku harus bagaimana jika sekelilingku adalah pedang-pedang tajam, yang siap mencabik dagingku tiada ampun. Kini semakin jelas mana kawan mana lawan, muka-muka boneka yang bersikap manis bak madu namun hati iblis tetap kupelihara, kupupuk agar mereka semakin palsu, hingga mereka tak mampu lagi membedakan mana air mana api.
Aku serba salah dan selalu menjadi yang salah, aku benci harus mengulang-ulang kata ini dalam setiap tulisanku, namun memang demikianlah realitanya. Aku menjadi pihak serba salah, aku menjadi objek pencabikan, aku objek penumpasan dan sebentar lagi aku menjadi tumbal dari politik-politik hitam para yang mulia. Aku memang bodoh dan itu alasanku belajar, namun aku salah, sekelilingku bukan lingkungan yang tepat untuk belajar tapi lingkungan berebut simpati dan kekuasaan. Ya, semua kekuasaan, bukan hanya jabatan, kekuasaan situasi maupun pertemanan. Mereka-mereka yang mulia yang akan menyetir keadaan-keadaan ini. Dan orang-orang bodoh adalah tumbal dari kesalahan-kesalahan mereka.
Baru tau aku ada para yang mulia ini disekelilingku, para penghantu yang sangar. Aku kira ini komunitas surga yang awalnya menawarkan berjuta harapan. Setelah ku lalui aku dilepaskan begitu saja, tanpa sebuah senjatapun ku pegang. Padahal ini adalah Colloseum, dimana yang kuatlah yang bertahan bak pertarungan gladiator zaman romawi kuno. Namun yang ku hadapi bukan banteng ataupun binatang buas lainnya, ini lebih menyeramkan seribu kali lipat. Para penjilat dan muka-muka boneka. Kadang aku tak mampu bedakan apa sebenarnya ini. Aku kadang terpesona dengan muka bonekanya maupun lantunan mantra dari mulut racunnya. Aku terlalu dangkal menangkap kebusukan ini aku kira mereka malaikat.
Seorang kawan berkata “makanya jadi orang gak lugu-lugu banget, oon gak oon banget”. Mungkin benar kata-kata itu, karna aku memang tidak tau bagaimana caranya mengakali orang, aku tak bisa menjadikan orang lain sebagai tumbal kesalahanku. Jika aku salah ya aku yang bertangguang jawab jika aku benar ya aku yang senang. Namun teori ini tak berlaku untuk para yang mulia, kamu yang susah-susah aku yang nikmatin hasilnya kalau dipuji ya harus aku yang dapat pujian, tapi kalau salah ya kamu yang tanggung jawab. F***K !!! buat para yang mulia.
Akhirnya aku sadar komunitas awal yang menghantarkan pada makna hidup adalah komunitas itu. Yang benar-benar banyak ilmu yang aku serap dan bermanfaat tanpa teoritis yang kaku. Santai bahkan terkesan hura-hura. Justru aku pahami apa yang aku cari disana, komunitas yang aku marginalkan, komunitas yang aku anak tirikan, yang aku kadang benci namun aku sadar merekalah yang paling berarti secara professional. Jujur aku menyesal atas sikap tidak baikku kepada kalian selama ini terutama akhir-akhir ini. Sesungguhnya kalianlah keluargaku namun aku yang kadang berburuk sangka dan menjauhi kalian. Maaf yang sangat amat dalam terhadap kalian semua, aku telah jahat terhadap kalian selama ini, aku hanya menjadi beban dan selalu menyusahkan kalian. Aku sadar sindiran-sidiran dan amarah-amarah yang kalian lontarkan kepadaku adalah bentuk ketulusan kalian, karena kalian bukan para yang mulia yang munafik, karena aku salah dan kalian ingatkan diriku secara langsung kepada diriku tanpa ada kata kambing hitam dan tumbal. Aku sangat menyesal menyia-nyiakan kalian dan memandang sebelah mata.
Tuhan………….. terimakasih kau temukan aku dengan seorang kawan lama yang sempat menghilang dan kini membuka mataku, menganalisa keadaan yang sebenarnya terjadi di sekelilingku.
Terimakasih kawan semoga Tuhan mu selalu menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya kepadamu….

CINTA YANG TERTUNDA



Ku curahkan semua anganku pada malam,
Ku tuangkan semua pikirku pada bulan dan bintang
Setelah ku menelisik masih tertinggal secerca angan tentang dirimu,
Ku anggap takkan mampu temukan dirimu dalam benakku,
Ternyata puing-puing sosokmu belum bersih tersapu angin
Dari secuil semua tentang dirimu, mampukah ku tata kembali hatiku untukmu?
Setelah ku memutuskan mengunci hatiku,
Mungkinkah hati ini terbuka untukmu ??
Sosokmu datang dan pergi dalam hatiku, selalu saja begitu
Telah ku coba mencintaimu sepenuh hati, dan menerimamu apa adanya,
Namun saat ku benar-benar berusaha dan sedikit mulai dapat merasakannya,
Kau hancurkan semua itu dengan kepalsuan dan keegoanmu,
Aku kecewa dan dengan segera pergi meninggalakanmu,
Maaf jika dirimu merasa tersakiti,
Namun aku kira aku yang paling sakit disini,
Saat itu aku benar-benar hancur dan terluka, bahkan aku sngat ingin membencimu
Namun apapun usaha yang ku lakukan utuk membencimu hanya membuatku semakin sakit dan terluka.
Malam … jika dia kembali kepadaku, jujur aku tak tahu apa yang harus ku lakukan padanya,
Aku ingin mencintainya ……… namun terlalu sakit untuk memulainya lagi
Aku ingin membencinya…..… namun sama saja menyakiti diri sendiri
Malam…………… seandainya cinta ini tak pernah tertunda dan selalu mengalir sesuai inginku……
Saat ini aku akan merasa bahagia
Bahagia bersamanya……….